Berdasarkan Q.S. An Naas ayat 1-3, Allah memperkenalkan fungsi diri-Nya bagi manusia, yaitu bahwa Allah adalah:
1. Rabb Manusia
2. Malik Manusia
3. Ilah Manusia
Keyakinan terhadap fungsi Allah bagi manusia ini mencakup keyakinan terhadap wujud, af'al, asma dan sifat yang pada artikel ini tidak akan dibahas, karena jika pemahaman terhadap fungsi Allah bagi manusia ini sudah benar, maka keyakinan terhadap wujud, af'al, asma dan sifat Allah yang benar akan mengikuti. Selain itu penulis fokus pada fungsi Allah karena pembahasan ini sangat jarang ditemukan pada sumber lain, apalagi dipelajari di institusi pendidikan formal. Untuk sementara ini silahkan gunakan referensi para Ulama hanif untuk mendapatkan pembahasan lengkap tentang wujud, af'al, asma dan sifat Allah.
Untuk mendapatkan definisi yang jelas tentang fungsi Allah di atas, penulis akan menjelaskannya menggunakan ayat-ayat Al Quran juga, karena dalam Q.S. Al Baqarah 185 dijelaskan bahwa Al Quran adalah petunjuk bagi manusia, penjelasan mengenai petunjuk tersebut dan pembeda antara yang benar dan yang salah. "Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)...".
Sehingga suatu petunjuk dari Allah dalam suatu ayat akan dijelaskan Allah dalam ayat-ayat yang lain. Dalam ilmu tafsir cara ini dikenal dengan istilah tafsir bil ayat, yang lebih kuat daripada tafsir bil hadits. Tafsir bil hadits biasanya berlaku pada ayat-ayat tentang perintah dan larangan yang tata cara pelaksanaannya tidak diatur langsung dalam Al Quran, misalnya perintah tentang shalat atau zakat. Sedangkan ayat-ayat tentang ma'rifatullah atau aqidah dijelaskan dengan ayat-ayat yang jelas (muhkamat) karena aqidah merupakan pokok isi Al Quran. Seudah selayaknya Al Quran yang merupakan petunjuk tentu isinya mudah dimengerti.
"Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Quran..."(Q.S. Ali Imran:7)
Berikut penjelasan dari setiap fungsi/kedudukan Allah bagi manusia:
A. Rabb
Dalam Q.S. Al Fatihah ayat 2 disebutkan bahwa "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam". Jadi Allah bukan hanya sekedar Rabb Manusia (Q.S. 114:2), tetapi juga Rabbil 'aalamiin (Q.S. 1:2).
Berikut ayat-ayat yang menjelaskan definisi Rabb:
a. Q.S. Yunus:31-32
"Katakanlah: Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab: Allah. Maka katakanlah: Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?Maka (Zat yang demikian) itulah Allah RABB kamu yang sebenarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?"
b.Q.S. Yunus:3
"Sesungguhnya RABB kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi syafaat kecuali sesudah ada izin-Nya. (Zat) yang demikian itulah Allah, RABB kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?"
c.Q.S. Al Baqarah:21-22
"Hai manusia, sembahlah RABB-mu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui."
d.Q.S. Al 'Alaq:1-5
"Bacalah dengan (menyebut) nama RABB-mu Yang menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan RABB-mulah Yang Maha Pemurah,Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."
Dari beberapa ayat di atas saja dapat ditarik penjelasan denisi RABB sbb.
1. Pencipta (Q.S. Yunus:3;Q.S. Al Baqarah:21-22)
Meyakini Allah sebagai Rabb berarti meyakini bahwa Allah adalah pencipta alam semesta dan segala isinya termasuk manusia. Tidak meyakini bahwa Allah adalah pencipta alam semesta dan seisinya termasuk manusia berarti kafir rububiyah dan meyakini bahwa selain Allah bisa menciptakan sesuatu berarti syirik rububiyah.
2. Pemelihara/Pemberi Rizki(Q.S. Yunus:31-32)
Meyakini Allah sebagai Rabb berarti meyakini bahwa Allah adalah pemberi rizki semua makhluk termasuk hewan dan manusia. Tidak meyakini bahwa Allah adalah pemberi rizki semua makhluk termasuk manusia berarti kafir rububiyah. Meyakini ada selain Allah yang memberikan rizki kepada kita berarti syirik rububiyah. Allah memelihara dan memberi rizki kepada makhluknya dengan perantaraan sunatullah atau perantaraan makhluk yang lainnya.
3. Pendidik (Q.S. Al 'Alaq:1-5)
Meyakini Allah sebagai Rabb berarti meyakini bahwa Allah lah yang mendidik manusia. Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa/lupa (Q.S. 16:78) dan bingung/sesat (Q.S. Adh-Dhuha:7) lalu Allah mengutus nabi dan rasul sebagai rahmat (Q.S. 21:107) yang mengajarkan tentang tauhid (Q.S. 3:164;2:151), menjadi saksi,menyampaikan kabar gembira tentang surga dan peringatan terhadap neraka (Q.S. 4:165,33:45). Berarti meyakini juga bahwa manusia tidak akan mungkin bisa bertauhid tanpa diajarkan, baik langsung oleh Allah (para Nabi dan Rasul) atau tidak langsung melalui Nabi dan Rasul serta penerusnya.
4. Pengatur Segala Urusan(Q.S. Yunus:31-32)
Meyakini Allah sebagai Rabb berarti meyakini bahwa Allah lah yang mengatur segala urusan alam semesta dengan berbagai macam hukum alam yang kita kenal dengan sains dan juga meyakini bahwa Allah lah yang mengatur segala urusan manusia, sejak bangun tidur, sampai tidur kembali dan semua urusan dari yang paling kecil seperti masuk WC sampai urusan pendidikan, ekonomi, politik, sosial, budaya dan ibadah ritual seperti shalat, shaum, haji,dll. Tidak meyakini Allah sebagai pengatur urusan alam semesta termasuk manusia berarti kafir rububiyah. Meyakini ada selain Allah yang bisa mengatur manusia berarti syirik rububiyah.
Berdasarkan ayat-ayat berikut ini terkandung konsekuensi meyakini Allah sebagai RABB sbb.
1.Beribadah kepada-Nya
a. Q.S. Al Baqarah:21-22
Dalam ayat ini terkandung dasar dari ibadah adalah tauhid. Sebab makhluk beribadah kepada Allah adalah karena Allah merupakan Rabb alam semesta.Ibadah yang tidak dilandasai dengan tauhid tidak akan diterima amalnya (Q.S. 9:17;13:14;7:147;9:69).
2. Menciptakan dan Memerintah adalah Haq allah (Q.S. Al A'raf:54)
"Sesungguhnya RABB kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam."
3. Allah berkuasa menurut Qudrat dan Iradahnya. Allah yang Maha Berkuasa mengatur hidup dan mati, pasangan hidup dan rizki manusia(Q.S. 30:20-25;42:11-12)
4. Siap menerima Allah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah
a. Q.S. 42:10
"Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah RABB-ku. Kepada-Nyalah aku bertawakal dan kepada-Nyalah aku kembali."
b. Q.S. 6:57
"Katakanlah: Sesungguhnya aku (berada) di atas hujah yang nyata (Al Quran) dari RABB-ku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah wewenangku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik."
c. Q.S. 4:105
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat,"
5. Meyakini bahwa persangkaan, yaitu hasil pikiran manusia bukanlah kebenaran yang mutlak, dan tidak bisa digunakan untuk menetapkan hukum
(Q.S. Yunus:36-37)
"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah, akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari RABB semesta alam.
Sunatullah Sikap Manusia terhadap Rububiyah Allah
1.Mengingkari Rububiyah Allah (Q.S. 2:258)
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan, orang itu berkata: Saya dapat menghidupkan dan mematikan. Ibrahim berkata: Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat, lalu heran terdiamlah orang kafir itu, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim."
Orang yang seperti ini biasa disebut sebagai orang atheis yang tidak meyakini adanya Allah.
2.Meyakini Rububiyah Allah tetapi berbuat syirik
a. (Q.S. 39:38)
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? niscaya mereka menjawab: Allah. Katakanlah: Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya? Katakanlah: Cukuplah Allah bagiku. Kepada-Nyalah bertawakal orang-orang yang berserah diri."(Q.S. 39:38)
b. (Q.S. 13:16)
"Katakanlah: Siapakah Tuhan langit dan bumi? Jawabnya: Allah. Katakanlah: Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudaratan bagi diri mereka sendiri? Katakanlah: Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang, apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka? Katakanlah: Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa."(Q.S. 13:16)
c. (Q.S. 27:60)
"Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari kebenaran)."(Q.S. 27:60)
d. (43:9-15)
"Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? niscaya mereka akan menjawab: Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk.Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasang dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya, dan supaya kamu mengucapkan, Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.Dan mereka menjadikan sebahagian dari hamba-hamba-Nya sebagai bahagian daripada-Nya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah)."(43:9-15)
3.Meyakini Rububiyah Allah tetapi tidak beribadah yang benar (taqwa)
"Katakanlah: Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab: Allah. Maka katakanlah: Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?"(Q.S. 10:31)
Yang termasuk golongan ini juga termasuk golongan orang-orang yang menyekutukan Allah karena mereka tidak meyakini keharusan untuk melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan Allah. Dalam hatinya mereka membenarkan pemerintahan selain Allah yang menerapkan aturan yang tidak berdasarkan Al Quran. Mereka meyakini Allah mengatur segala urusan tetapi meyakini juga bahwa ada urusan-urusan yang bisa dipecahkan dengan akal pikiran, yaitu dalam bentuk ideologi-ideologi seperti liberalisme, sosialisme, demokrasi, dll. Mereka hanya mengambil dari Al Quran apa-apa yang tidak bertentangan dengan hawa nafsu mereka, yaitu yang berkenaan dengan ibadah ritual (ibadah maghdhah), sedangkan perintah-perintah lainnya yang berkaitan dengan kemasyarakatan atau pemerintahan mereka tolak.
Ada juga di antara mereka yang dalam hatinya menolak pemerintahan yang menerapkan aturan selain Al Quran (thaghut) tetapi pada prakteknya mereka menolak cara-cara yang diperintahkan Al Quran dalam bersikap terhadap thaghut, yaitu
1. bara'ah (berlepas diri, Q.S. 9:3)
a. Q.S. 9:3
"Dan (inilah) suatu permakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertobat itu lebih baik bagimu, dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih."
b. Q.S. 11:54;6:19;59:16
"Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu. Hud menjawab: Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,"(Q.S. 11:54)
c. Q.S. 60:4
"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah. (Ibrahim berkata): Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,"
2. yakfur bith-thaghut (mengingkari, memusuhi dan membenci thaghut),
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) dien(Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S. 2:256)
3. tidak bermusyawarah dengan mereka yang mengolok-ngolok Al Quran bahwa Al Quran sudah ketinggalan zaman, Al Quran tidak cocok diterapkan pada zaman sekarang, dll untuk membahas urusan umat muslim.
Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahanam,(Q.S. 4:140)
Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang lalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).(Q.S. 6:68)
4. Mereka menjadikan mereka sebagai wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah ...(Q.S. 3:28)
5. Mereka beranggapan dosa tidak melaksanakan aturan Allah hanya ditimpakan kepada pemimpin mereka, padahal mereka pun berdosa(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.(Q.S. 2:166)
Berkatalah orang-orang yang telah tetap hukuman atas mereka, Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu, kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan berlepas diri (dari mereka) kepada Engkau, mereka sekali-kali tidak menyembah kami.(Q.S. 28:63)
6. Mereka melakukan syirik lainnya, yaitu bertaqlid kepada ulama-ulama mereka,
Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(Q.S. 9:31)
7. Menolak orang yang menyampaikan kebenaran dengan mengatakan "Biarlah kami bekerja dan engkapun bekerja"
Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan.(Q.S. 10:41)
Inilah hitam-putih pembahasan tentang keyakinan bahwa Allah sebagai RABB. Iman itu berarti dibenarkan dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. Tak ada sedikitpun pembenaran terhadap ayat-ayat Allah di atas dalam hati kita berarti tak ada sedikitpin iman di hati kita. Tetapi walaupun belum mampu untuk mengamalkan, tetapi selama itu diyakini di dalam hati, Insya Allah telah tetap keimanan pada diri kita.
Walaupun begitu orang yang beriman dituntut untuk berusaha membenarkan keimanan tersebut dengan lisan dan perbuatan. Mudah-mudahan Allah selalu memberikan hidayahNya kepada kita semua dan mengutus seseorang yang memberikan peringatan kepada kita secara langsung dan mengajak kita menempuh jalan yang lurus.AMIN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar