LaailaaHa illa 4jj1 merupakan kalimat pertama dari kalimat thayyibah yang menjadi sumber aqidah tauhid. Kalimat ini terdiri dari 4 kata sbb.
1. Laa, yaitu kata yang digunakan untuk menafi'kan, mempunyai arti meniadakan, menafikkan, memberantas, memerangi, memusuhi, menolak,menjauhi, menghancurkan, membinasakan.
2. Ilah, yaitu sesuatu yang dicintai, tempat bergantung, selalu diingat-ingat, dimintai pertolongan, ditaati, diharapkan pertemuannya
3. Illa, yaitu kata untuk mengitsbatkan, yaitu mengecualikan frase sebelumnya yang menyatakan tidak ada ilah, melainkan Allah. Dengan kata lain mengitsbatkan (menguatkan) bahwa Allahlah satu-satunya ilah.
4. Allah yaitu Rabb, Malik dan Ilah manusia
Pernyataan ke-wahdaniyatan (keesaan) Allah dalam bentuk kalimat nafi' dan isbath ini mengandung makna yang lebih jelas karena tertuang konsekuensi-konsekuensi sbb.
1. Laa ilaaHa illa 4jj1
Seseorang yang menjadikan sesuatu ilah selain Allah pasti menjadikan sesuatu tersebut Rabb (pengatur, pemberi rizki, pemberi ketenangan) dan Malik (penguasa yang harus ditaati) sehingga kalimat ini mengandung pengertian Laa Rabba illa 4jj1 dan Laa Maalika illa 4jj1. Artinya mula-mula seseorang menjadikan sesuatu itu Rabb, misalnya karena sesuatu itu bisa mendatangkan rizki buatnya, lalu muncul ketaatan sehingga hakekatnya dia sudah menjadikan sesuatu tersebut penguasanya (Malik) dan akhirnya muncul kecintaan dan pengharapan yang amat terhadap sesuatu tesrebut (Ilah).
Dalam ilmu tauhid, kalimat Laa ilaaHa illa 4jj1 juga mengandung pengertian-pengertian lain (lihat uraian selanjutnya). Pengertian-pengertian tersebut harus menjadi keyakinan yang menghujam dalam hati, jika tidak, berarti kita tidak termasuk orang yang beriman dan termasuk orang-orang yang mengingkari ketauhidan Allah. Jika kita menduakan, men-tigakan dan seterusnya setiap pengertian-pengertian ini berarti kita termasuk ke dalam orang-orang musyrik. Aqidah tauhid harus merupakan hitam atau putih di dalam hati. Tidak ada pertengahan, akomodasi atau pemakluman hal-hal yang melanggar tauhid.
Keyakinan yang telah menghujam tersebut harus diikrarkan dengan mengucapkan syahadat sesuai dengan syarat sah dan rukun yang mengikatnya dan diwujudkan dengan amal perbuatan. Selemah-lemahnya iman adalah hanya meyakini dalam hati dan mengucapkan hanya kepada orang yang beriman saja tetapi lebih baik dari pada menyatakan keimanan kepada orang-orang yang beriman tetapi hatinya menolak atau bahkan secara terang-terangan dengan hati, lisan dan jasadnya menolak ketauhidan 4jj1.
Menanamkan pemahaman-pemahaman berikut ini adalah perbuatan yang mudah tapi akan dirasa sulit karena setan selalu berusaha membujuk manusia untuk ingkar kepadaNya, jadi mulailah dengan mengucapkan a'udzubillahi minasy-syaithaanir-rajiim, aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk.
Berikut pengertian-pengertian tersebut dan gambarannya dalam contoh studi kasus yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari:
2. Laa Khaaliqa illa 4jj1 artinya Tiada Pencipta Selain 4jj1
Pengertian ini seharusnya bisa menjawab perkembangan dalam ilmu pengetahuan (teori terbentuknya alam semesta, clonning, bayi tabung, gempa dan tsunami buatan, badai buatan, rekayasa genetik pada tumbuhan, hewan dan manusia) sehingga tidak menyebabkan manusia tergelincir keyakinannya membenarkan bahwa manusia bisa menciptakan atau bahwa makhluk hidup tersebut diciptakan oleh alam dengan teori-teori yang menyesatkan seperti teori kebetulan, teori evolusi, dll. Teori-teori tersebut diyakini penganut atheisme yang berpaham materialisme sehingga tidak meyakini adanya Allah yang Maha Pencipta. Untuk memahami tentang materi silahkan baca atau tonton video Harun Yahya tentang "Rahasia di Balik Materi". Dari apa yang disampaikan Harun Yahya nyatalah bahwa hakekat Sang Pencipta hanyalah Allah karena wujud semua makhluk di alam semesta ini tidak lebih dari lautan proton, elektron, neutron dan partikel atomik lainnya dan hanya Allah yang bisa menciptakan jiwa yang dilengkapi dengan hati sehingga manusia bisa merasakan kehidupan seperti yang dirasakannya. Ilmu pengetahuan yang bisa dikuasai manusia tidak lain hanyalah sunatullah yang telah ditetapkan oleh Allah.
Meyakini ada Pencipta selain Allah berarti masih melakukan perbuatan syirik walaupun hanya sekedar di hati. Ingatlah selalu bahwa manusia yang bisa membuat berbagai macam benda dan menguasai teknologi ini diciptakan oleh Allah.
3. Laa Raaziqa illa 4jj1 artinya Tiada Pemberi Rizki Selain 4jj1
Walaupun syariatnya kita mendapatkan rizki dari orang tua, pembeli di pasar atau majikan kita, janganlah sekali-sekali muncul dalam keyakinan di hati kita bahwa merekalah yang memberikan rizki kepada kita. Tanamkan selalu dalam hati kita bahwa Allah sebagai Rabb tidak hanya menciptakan makhlukNya, tetapi juga memelihara, mendidik dan memberi rizki kepada setiap makhlukNya dengan cara yang berbeda dan dapat menjadikan makhluk lainnya sebagai perantara.
Hindarilah syirik atau ingkar dalam hati kita dengan membuang jauh-jauh keyakinan bahwa kita memperoleh rizki dari makhluk sedangkan Allah tidak memberikan apa-apa kepada kita.
4. Laa Maalika illa 4jj1 artinya Tiada Pemilik Selain 4jj1
Allah adalah pemilik kita dan merupakan konsekuensi Allah sebagai pencipta kita. Kita bukan milik orang tua kita, milik guru, kekasih, suami/istri bahkan majikan. Yakinkan dalam hati bahwa kita adalah hamba sahaya Allah dan manusia yang merdeka dari penghambaan kepada sesama manusia sehingga kita bisa bebas merdeka untuk beribadah tanpa rasa takut.
Meyakini dalam hati kita bahwa kita adalah milik selain Allah sehingga kita menaati selain Allah tersebut berarti kita masih melakukan perbuatan syirik.
5. Laa Malika illa 4jj1 artinya Tiada Penguasa Selain 4jj1
Allah adalah pemilik Alam Semesta, pemilik langit, bumi dan manusia. Maka sudah selayaknya kita meyakini bahwa satu-satunya penguasa di alam raya ini adalah Allah, bukan raja, presiden, perdana menteri apalagi jin. Hindari keyakinan dalam hati bahwa seseorang manusia atau jin menguasai sebidang tanah, laut atau bahkan sebatang pohon sehingga kita terhalang dari beribadah kepada Allah. Tidak ada penguasa selain Allah sehingga kita tidak perlu takut atau cemas terhadap mereka karena sesungguhnya kekuasaan selain Allah adalah atas ijinnya dan Allah bisa kapan saja untuk mencabut kekuasaan itu tinggal kita berdoa dan berusaha memenuhi konsekuensi dari doa kita.
6. Laa Haakima illa 4jj1 artinya Tiada Pembuat Hukum Selain 4jj1
Allah yang menciptakan kita, Allah yang memelihara kita, Allah yang mendidik kita, Allah yang memberi rizki kepada kita dan Allah lah yang mengatur kita dengan seperangkat peraturan, baik untuk alam semesta berupa hukum alam dan untuk manusia dalam bentuk Al Quran. Hukum yang bersumber dari selain Al Quran adalah hukum jahiliyah dan kita haram untuk membenarkan dalam hati kita bahwa hukum tersebut benar. Meyakini dalam hati ada sumber hukum lain selain hukum Allah berarti masih berbuat syirik.
7. Laa Aamira illa 4jj1 artinya Tiada Pemerintah Selain 4jj1
Satu-satunya raja dan pemimpin dalam kerajaan Allah adalah Allah saja. Tidak ada manusia yang menjadi pemimpin yang mutlak sehingga bisa memerintah dan membuat peraturan sebebasnya, yang ada adalah khalifah, yang artinya wakil/utusan/duta/mandataris Allah dalam memimpin manusia melaksanakan aturan-aturan Allah di kerajaan Allah, yaitu di dunia ini. Manusia hanya taat kepada pemerintah Allah, artinya hanya taat kepada Allah, Rasul dan Uliil Amri yang memimpin kekhalifahan.
Meyakini dalam hati bahwa ada pemerintahan yang harus ditaati selain Allah, Rasul dan Ulim Amri yang memimpin kekhalifahan berati masih melakukan perbuatan syirik.
8. Laa Waliyya illa 4jj1 artinya Tiada Pemimpin Selain 4jj1
Konsekuensi dari Laa Malika illa 4jj1, Laa Haakima illa 4jj1, Laa Aamira illa 4jj1 adalah meyakini bahwa Allah lah satu-satunya Wali, penolong atau pemimpin kita. Perwujudan Allah sebagai wali adalah dengan mengutus Rasul dan Ulil Amri kekhalifahan.
Meyakini dalam hati bahwa ada wali selain Allah berarti masih melakukan perbuatan syirik.
9. Laa Mahbuuba illa 4jj1 artinya Tiada Yang Dicintai Selain 4jj1
Tiada yang dicintai selain Allah. Allah mengizinkan manusia mencintai makhluknya dengan kadar dan batasan tertentu sehingga tidak boleh melebihi cintanya kepada Allah yang akhirnya karena cintanya kepada selain Allah tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allah atau melaksanakan larangan Allah. Menanamkan dalam hati kecintaan yang berlebihan kepada kekasih, suami/istri, harta, pekerjaan, pangkat dan jabatan, kendaraan dan barang lainnya sehingga akhirnya membuat dia meninggalkan perintah Allah atau melaksanakan larangan Allah maka dia masih melakukan perbuatan syirik.
10. Laa Marhuuba illa 4jj1 artinya Tiada Yang Ditakuti Selain 4jj1
Menurut Q.S. 2:155 Allah menguji manusia dengan sedikit ketakutan. Jika manusia berhasil naiklah derajatnya dan sebaliknya. Tetapi setan membuat ketakutan tersebut menjadi besar sehingga akhirnya dia merasa takut yang berlebihan kepada selain Allah, yaitu kepada jin dan thaghut. Jika kita membenarkan ketakutan yang berlebihan kepada selain Allah sehingga akhirnya menghambat kita untuk beribadah maka kita masih melakukan perbuatan syirik.
11. Laa Marghuuba illa 4jj1 artinya Tiada Yang Diharapkan Selain 4jj1
Berharap dan berdoa hanyalah kepada Allah bukan berharap kepada makhluknya. Berharap kepada selain Allah dengan keyakinan yang berlebihan sehingga meninggalkan Allah berarti masih melakukan perbuatan syirik.
12. Laa Naafi'a Wa Laa Dhaarr illa 4jj1 artinya Tiada Yang Memberi Manfaat atau Mudharat Selain 4jj1
Cincin, jimat, mantra, ramalan, tahyul dan sebangsanya tidak akan memberi manfaat atau mudharat kepada manusia, kecuali doa yang benar kepada Allah. Manfaat atau mudharat yang kita rasakan adalah atas kehendak Allah. Jika kita meyakini ada makhluk yang dapat memberikan manfaat/mudharat berarti kita masih melakukan perbuatan syirik.
13. Laa Muhyi Wa Laa Mumiit illa 4jj1 artinya Tiada Yang Menghidupkan atau Mematikan Selain 4jj1
Menghidupkan dan mematikan adalah urusan Allah, bukan dukun santet, algojo, hakim, polisi/tentara, perampok, kecelakaan, bencana alam dll. Semuanya tersebut hanyalah cara Allah dalam menghidupkan dan mematikan. Keyakinan yang mutlak bahwa kita akan meninggal karena suatu sebab sehingga kita sangat ketakutan dapat menyebabkan kita tergelincir melakukan perbuatan syirik.
14. Laa Mujiib illa 4jj1 artinya Tiada Yang Mengabulkan Permohonan Selain 4jj1
Hanya Allah lah yang mengabulkan doa, bukan orang tua, guru, kekasih atau majikan.
15. Laa Mustajaara Illaa 4jj1 artinya Tiada Yang Melindungi Selain 4jj1
Hanya Allah lah yang melindungi kita sehingga jika kita meyakini hal ini dengan sungguh-sungguh kita akan selalu tenteram dalam menjalani hidup, tidak akan was-was, takut celaka, dsb.
16. Laa Wakiila illa 4jj1 artinya Tiada Tempat Bertawakal Selain 4jj1
Jika kita mengamai mushibah atau mengharapkan sesuatu, hanya Allahlah tempat kita bertawakal.
17. Laa Mudhirra illa 4jj1 artinya Tiada Daya dan Kekuatan Selain 4jj1
Tidak ada daya dan kekuatan di dunia ini melainkan daya dan kekuatan Allah, bukan daya dan kekuataan jin ataupun senjata-senjata pemusnah yang dahsyat.
18. Laa Musta'aan Bihi illa 4jj1 artinya Tiada Yang Dimohonkan Pertolongannya Selain 4jj1
Wujud kita bertawakal kepada Allah adalah hanya memohon pertolongan kepada Allah.
19. Laa Mujiib illa 4jj1 artinya Tiada Yang Mengabulkan Permohonan Selain 4jj1
Keyakinan bahwa Allahlah satu-satunya tujuan kita berdoa harus disertai keyakinan bahwa Allahlah yang akan mengabulkannya. Meyakini bahwa ada manusia, pohon, batu, kuburan,dll yang akan mengabulkan doa berarti masih melakukan perbuatan syirik.
Sikap tauhid di atas akan sangat membantu kedamaian kehidupan di dunia karena ketika kita dihadapkan untuk memikirkan atau menghadapi sesuatu yang sulit dan kompleks, maka kita tinggal berserah diri, mengadu dan memohon pertolongan kepada Allah yang menentukan segala urusan.
Menolak pemahaman di atas berarti telah melakukan perbuatan syirik dan ingkar, baik itu syirik/kafir rububiyah (Rabb), syirik/kafir mulkiyah (Malik) dan syirik/kafir ulihiyah (Ilah). Dosa syirik dan ingkar tidak akan diampuni Allah di akhirat kecuali melakukan tobat di dunia dengan cara mengucapkan syahadat sesuai dengan syarat sah dan rukunnya dan menjalankan konsekuensi dari syahadat tersebut yaitu mengamalkan keimanannya dengan jasadnya.
Mudah-mudahan kita senantiasa terhindar dari mengikuti bisikan-bisikan keingkaran terhadap ketauhidan Allah yang muncul di benak kita.
Tulisan ini tidak bermaksud menyinggung seseorang dan tidak ada yang mengetahui aqidah seseorang selain Allah, dirinya dan orang yang mendengar pernyataan keimanan/keingkaran darinya. Marilah kita bermuhasabah dan mudah-mudahan Allah menurunkan hidayah dan jalan bagi kita untuk bertobat dari syirik dengan tobat yang sebenar-benarnya.Amin.
(Bersambung)
Rabu, 20 Juni 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar