Rabu, 27 Juni 2007

Ma'rifatullah (Mengenal Allah) (3)

Dalam artikel ini penulis akan menguraikan lanjutan fungsi Allah bagi manusia sbb.

C. ILAH

Secara lughat, ilah berarti:
a. Sakanailaih (tenang dengan Nya)
b. Isytajarobih (yang dimintai pertolongan)
c. Waliabihi (yang dicintai sepenuh hati)
d. Syarqa alaih (rindu bertemu dengan Nya)
e. Abada bihi (yang disembah)
f. Ihtazaba (yang tidak tampak dalam pandangan mata)

Meyakini Allah sebagai ilah berarti meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya yang menghadirkan ketenangan, yang dimintai pertolongan, tang dicintai sepenuh hati, yang dirindukan pertemuannya, yang disembah, yang ditakuti dan yang ditaati.

Tidak meyakini Allah sebagai satu-satunya yang menghadirkan ketenangan, yang dimintai pertolongan, tang dicintai sepenuh hati, yang dirindukan pertemuannya, yang disembah, yang ditakuti dan yang ditaati berarti kafir uluhiyah.

Meyakini ada selain Allah yang menghadirkan ketenangan, yang dimintai pertolongan, tang dicintai sepenuh hati, yang dirindukan pertemuannya, yang disembah, yang ditakuti dan yang ditaati berarti syirik uluhiyah.

Berikut ayat-ayat tentang ilah
1. Q.S. An Naas:3
"Ilah manusia"
2. Q.S. Al Fatihah:4
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan"
3. Q.S. Al Baqarah:165
"Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)."
4. Q.S. Ali Imran:14
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga)."
5. Q.S. At Taubah:24
"Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."
6. Q.S. At Taubah:120
"Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badui yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah. dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,"
7. Q.S. Al Maidah:54
"Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui."
8. Q.S. An Nahl:107
"Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir."



Konsekuensi menjadikan Allah sebagai Ilah

1. Mencintai, mengikuti dan mentaati Rasul
"Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(Q.S. 3:31)
"Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."(Q.S. 4:64)
"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."(Q.S. 4:65)
"Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka."(Q.S. 4:80)
"Dan taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul (Nya) dan berhati-hatilah. Jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kewajiban Rasul Kami, hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang."(Q.S. 5:92)
"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya),"(Q.S. 8:20)
"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."(Q.S. 8:46)
"Dan mereka berkata: Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya). Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman."(Q.S. 24:47)
"Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan."(Q.S. 24:52)
"Katakanlah: Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul, dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang."(Q.S. 24:54) lihat juga Q.S. 64:12
"Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul."(Q.S. 33:66)
"niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar."(Q.S. 33:71)
"Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu."(Q.S. 47:33)
"Orang-orang Arab Badui itu berkata: Kami telah beriman. Katakanlah (kepada mereka): Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: Kami telah tunduk, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(Q.S. 49:14)
"Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya, dan mereka mengatakan: Kami dengar dan kami taat. (Mereka berdoa): Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."(Q.S. 2:285)
"Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat."(Q.S. 24:56 atau 3:132)
"Katakanlah: Taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir."(Q.S. 3:32)
"(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar."(Q.S. 4:13)
"Dan kami tidak mengutus seseorang rasul, melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jika mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."(Q.S. 4:64)
"Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."(Q.S. 4:69)



2. Menjadikan Rasul sebagai uswatun hasanah, artinya petunjuk yang mengikat dan wajib diikuti keseluruhan manhajnya, terutama dalam menegakkan dien Islam
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."(Q.S. 33:21)
"Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian. Dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya lagi terpuji."(Q.S. 60:6)
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),"(Q.S. 16:120)
"Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah. (Ibrahim berkata): Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,"(Q.S. 60:4)

3. Melanjutkan estafet kepemimpinan para Nabi dan Rasul dengan menegakkan kekhalifahan yang dipilih oleh musyawarah antara orang-orang yang beriman dan diperjuangan sesuai dengan prinsip-prinsip yang dicontohkan oleh Nabi dan Rasul
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudarat kepada Allah sedikit pun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Q.S. 3:144)
"Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka."(Q.S. 42:38)"
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."(Q.S. 4:59)



Hubungan antara Tauhid Rububiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah dalam ayat-ayat Al Quran
1. Q.S. An Naas:1-3
"Katakanlah: Aku berlindung kepada RABB manusia.MALIK manusia.ILAH manusia"
2. Q.S. Al Fatihah:1-5
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.Segala puji bagi Allah, RABB semesta alam,Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,Yang menguasai (MALIK) hari pembalasan.Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan(ILAH)"
3. Q.S. Al Furqan:1-3
"Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (Al Quran) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam(RABB),yang kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya(MALIK).Kemudian mereka mengambil ilah-ilah selain daripada-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudaratan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfaatan pun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan(ILAH)."
4. Q.S. 48:28;9:133;61:9
"Dialah yang mengutus Rasul-Nya(konskuensi Allah sebagai ILAH, taat dan cinta kepada Rasul) dengan membawa petunjuk(konsekuensi Allah sebagai RABB menurunkan Al Quran sebagai petunjuk) dan dien yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua dien(konsekuensi Allah sebagai MALIK, tegaknya dien harus dalam kekhalifahan/mulkiyah Allah)."

Tauhid Rububiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam kerangka pelaksanaannya di bumi. Secara sederhana perumpamaan dalam suatu organisasi, wujud Tauhid Rububiyah adalah aturan, wujud Tauhid Mulkiyah adalah wadah/organisasi tersebut dan wujud Tauhid Uluhiyah adalah ketataan kepada pengurus dari organisasi tersebut.
a. Dalam konteks kerajaan langit dan bumi, wujud dari Tauhid Rububiyah adalah sunatullah untuk mengatur alam semesta dan Al Quran untuk mengatur manusia, wujud Tauhid Mulkiyahnya adalah mulkiyah langit dan bumi dan wujud Tauhid Uluhiyahnya adalah kecintaan dan ketataan kepada Allah SWT dan mengimani adanya malaikat yang membantu mengatur segala urusan.
b. Dalam konteks lembaga nubuwah atau lembaga risalah, wujud dari Tauhid Rububiyah adalah Al Quran dan Sunah Rasul, wujud Tauhid Mulkiyahnya adalah lembaga risalah atau lembaga nubuwah dan wujud Tauhid Uluhiyah adalah ketaatan kepada Rasulullah dan aparat-aparat Rasul
c. Dalam konteks lembaga kekhalifahan, wujud dari Tauhid Rububiyah adalah Al Quran, Sunah Rasul dan Ijtihad Program-Program lembaga kekhalifahan, wujud Tauhid Mulkiyahnya adalah lembaga kekhalifahan tersebut dan wujud Uluhiyahnya adalah ketaatan kepada pemerintahan lembaga kekhalifahan, kepada para ulil amri dan aparatnya selama mereka konsisten taat kepada Allah dan Rasulnya.

Dengan pemahaman Tauhid Rububiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah, kita dapat menyimpulkan bahwa untuk memperbaiki suatu organisasi kemasyarakat atau suatu negara maka yang perlu diubah adalah aturannya harus menggunakan Al Quran(Tauhid Rububiyah), organisasi lembaga-lembaganya harus disesuaikan dengan tujuan dari lembaga kekhalifahan yang menggunakan aturan Quran yang terdiri dari dewan syuro yang hanya terdiri dari orang-orang yang beriman yang mengerti tentang Al Quran, dewan imamah (eksekutif) dan dewan kehakiman seperti yang dicontohkan kekhalifahan Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bi nAffan dan Ali bin Abi Thalib (Tauhid Mulkiyah) dan para aparatnya dipilih atas dasar keimanan dan pemimpinnya dipilih oleh musyawarah antara sesama umau mukmin(Tauhid Uluhiyah).

Mewujudkan ketiga aspek pemerintahan di atas tidak dapat dipisah-pisahkan dan BUKAN merupakan urutan, tetapi harus terwujud dalam lembaga kekhalifahan yang berdiri sejak awal walaupun awalnya hanya terdiri dari satu orang saja dan secara defacto dan de yure tidak mempunyai kedaulatan wilayah (secara hakekat bumi ini adalah milik Allah sehingga cukup Allah menjadi saksi Q.S. 48:28). Seperti halnya Nabi Muhammad memulai seorang diri lalu mewujudkan lembaga risalah yang terpisah dari thaghut di Mekkah, walaupun secara de facto dan de yure belum mempunyai wilayah, tetapi hakekatnya lembaga risalah tersebut eksis. Dan ini dibuktikan penolakan Rasulullah untuk bergabung dengan majelis kaum Quraisy (Darun Nadwah) dan membentuk majelis sendiri di Darul Arqam. Apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad ini merupakan uswatun hasanah, petunjuk yang mengikat sehingga kewajiban untuk mencontohnya merupakan bagian dari aqidah, yaitu Aqidah Risalah, dan merupakan bukti dari kalimat thayyibah yang kedua, "wa asy Hadu anna Muhammadar-Rasuulullah". Dari awal lembaga risalaha yang dibentuk Nabi Muhammad sudah terpisah aturan, lembaga dan kepemimpinannya dari lembaga thaghut.

Lembaga kekhalifahan ini harus memproses dirinya agar semakin besar,
"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya, tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar."(Q.S. 48:29)

sehingga mencontoh program lembaga risalah yang dibentuk nabi Muhammad, maka program utamanya adalah dakwah dan pembinaan aqidah umat Islam.
Mengutip pendapat para ulama dalam suatu kongres umat Islam, kekhalifahan akan tegak dengan 7 tahapan sbb.

1.Mendidik rakyat agar cocok menjadi warga negara Islam (dalam sirah Nabi berarti pembinaan Aqidah)

2.Memberikan penerangan bahwa Islam tidak bisa dimenangkan dengan Flebisit (Referendum).

3.Membentuk daerah basis (Zaman Nabi Muhammad membuka kemungkinan daerah Basis cadangan yaitu di Makkah, Thaif, Habsy dan Yatsrib, akhirnya basis yang berhasil dibangun adalah yang di Yatsrib dan Habsy).

4.Memproklamasikan berdirinya Negara Islam (Nabi Muhammad menzahirkan lembaga risalah secara defacto dan de yure nya di Madinah yang diakui oleh Quraisy dan kabilah lainnya, termasuk negara adidaya Romawi dan Persia)

5.Memperkuat Negara Islam ke dalam dan ke luar. Ke dalam dengan Memberlakukan Hukum Islam dengan seluas-luasnya dan sesempurna-sempurnanya. Ke luar dengan Meneguhkan identitas internasionalnya, sehingga mampu berdiri sejajar dengan negara negara lain.(Zaman Nabi Muhammad masih hidup lembaga risalah mencakup HANYA Jazirah Arab saja, oleh penerusnya lembaga kekhalifahan yang dipimpin oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib kekhalifahan meliputi sepertiga dunia, yaitu jazirah Arab ke selatan, ke barat seluruh Afrika UtaraMarokko, ke Timur sampai mencapai Rusia dan sebagian Eropa, bahkan Islam menyebar sampai ke Asia Tenggara sejak zaman Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasidin).

6.Membantu perjuangan muslim di negara negara lain, sehingga mereka segera bisa melaksanakan wajib sucinya, sebagai hamba Allah yang menegakkan hukum Allah di bumi Allah.(Ijtihad para ulama, mencontoh perjuangan Nabi Ibrahim dan Nabi Luth, yang pada waktu yang sama masing-masing menegakkan Islam di wilayahnya masing-masing tetapi tetap saling berkoordinasi dan bekerja sama)

7.Bersama negara-negara Islam yang lain, membentuk Dewan Imamah Dunia untuk memilih seorang kholifah, dan tegaklah Khilafah di muka bumi.(Syuro bainahum untuk memilih khalifah fil ardhi, dan setiap negara-negara islam tadi bergabung menjadi satu pemerintahan, dan status negara-negara tersebut tunduk pada khilafah fil ardhi)

Semoga Allah memberikan hidayahNya kepada kita dan mengutus orang yang memberikan peringatan dan mengajak kita menempuh jalanNya secara langsung dan menunjuki kepada kita lembaga kekhalifahan yang sah dan dibenarkan oleh Allah, baik secara aqidah, syariat maupun akhlaknya. Allah menjamin setiap saat, setiap masa, setiap waktu dan setiap tempat akan ada orang-orang yang mengorbankan dirinya mendapatkan ridlo Allah, yaitu dengan senantiasa memperjuangkan tegaknya kekhalifahan, yaitu mulkiyah Allah di muka bumi.
"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah, dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya."(Q.S. 2:207)
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung."(Q.S. 3:104)
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya, dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini, dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."(Q.S. 18:28)
"Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim,"(Q.S. 3:104)
"Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang tetap membela al haq, mereka senantiasa unggul, yang menghina dan menentang mereka, tidak akan mampu membahayakan mereka hingga datang keputusan Allah, sedang mereka tetap dalamkeadaan yang demikian"(Imam Bukhari 4/3641,7640 dan Imam Muslim 5/juz 13 hal 65-67 pada syarah Imam Nawawi)

Demikian Wallahu 'alam bish-shawab.
"Dan katakanlah: Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang lalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek."
(Q.S. 18:29)